Langsung ke konten utama

PSIKOLOGI KOGNITIF ANAK USIA DINI

LAPORAN OBSERVASI KOGNITIF ANAK USIA DINI
[TK ISLAM TERPADU AL-HIDAYAH PALEMBANG]



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
 Observasi merupakan suatu kegiatan mengamati, melihat serta menganalis suatu kegiatan dan seperangkat informasi yang diperoleh dengan menggunakan indera. Hasil dari observasi akan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, walaupun objek yang diamati sama. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan dan pengetahuan dari subjek observasi juga berbeda-beda.
Pendidikan anak usia dini sendiri tidak ditekankan kepada pemberian stimulus pengayaan pengetahuan anak, tetapi lebih diarahkan kepada pengembangan potensi dan daya kreatifitas anak dan sangat penting adalah pada pembentukan sikap mental dan kepribadian anak yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama islam. Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat, untuk menciptakan generasi yang berkualitas.Pendidikan harus dilakukan sejak usia dini, yaitu pendidikan yang di tunjukkan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Sebagai jenjang pendidikan, paud merupakan pendidikan yang di selenggarakan sebelum pendidikan dasar 9 tahun. Hal tersebut bertujuan menyiapkan anak-anak usia dini siap memasuki jalur pendidikan dasar selanjutnya dengan bekal kesiapan mental dan ajaran agama islam yang diajarkannya.
Oleh karena itu maka muncul pertanyaan bagaimana proses kognitif yang terjadi pada masa pendidikan anak usia dini, bagaimana perilaku anak dalam belajar dan sebagainya. Dan dalam laporan observasi ini akan  dibahas mengenai penyelenggaraan PAUD/TK Islam Terpadu Al-Hidayah.  




B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam observasi ini adalah “untuk mengetahui proses kogniti  dan kreatifitas pada anak usia dini di TK Islam Terpadu Al-Hidayah “

C.   Tujuan Observasi
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui dan mencari informasi proses kognitif pada pada anak usia dini di TK Islam Terpadu Al-Hidayah “

D.   Manfaat Observasi
 Adapun manfaat adanya observasi ini adalah sebagai berikut;
1.Untuk mencari informasi mengenai proses kognitif pada anak usia dini
2.Melatih keterampilan personal dilapangan bagi peneliti sekaligus  memperkenalkan keilmuan psikologi di masyarakat.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.   Anak Usia Dini
Ø  Pengertian Anak Usia Dini
          Ada beberapa pengertian atau definisi sehubungan dengan anak usia dini. Berikut ini akan kami sajikan sejumlah pengertian anak usia dini menurut para ahli dan karakteristiknya. Pengertian anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun (Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003) dan sejumlah ahli pendidikan anak memberikan batasan 0-8 tahun.  Anak usia dini didefinisikan pula sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Mansur, 2005) 
          Pada masa tersebut merupakan masa emas (golden age), karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut banyak penelitian bidang neurologi ditemukan bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah usia 8 tahun, perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Suyanto, 2005). 
          Mengacu pada Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14, upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut dilakukan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. 
          Pendidikan anak usia dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau yang kita kenal dengan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Dapatkan berbagai kajian pustaka tentang PAUD dalam Contoh PTK PAUD. 
          Berbagai pendidikan untuk anak usia dini jalur non formal terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok Taman Penitipan Anak (TPA) usia 0-6 tahun); Kelompok Bermain (KB) usia 2-6 tahun; kelompok SPS usia 0-6 tahun (Harun, 2009). 

Dari uraian pengertian anak usia dini menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi tersebut melalui lingkungan keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur formal seperti TK dan RA. 

Ø  Karakteristik Anak Usia Dini 
          Kartini Kartono dalam Saring Marsudi (2006: 6) mendiskripsikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut : 
1) Bersifat egoisantris naif 
Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit. Maka anak belum mampu memahami arti sebenarnya dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri ke dalam kehidupan orang lain. 
2) Relasi sosial yang primitif 
Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egoisantris naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara dirinya dengan keadaan lingkungan sosialnya. Anak pada masa ini hanya memiliki minat terhadap benda-benda atau peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Anak mulai membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri. 
3) Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan 
Anak belum dapat membedakan antara dunia lahiriah dan batiniah. Isi lahiriah dan batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan dan jujur baik dalam mimik, tingkah laku maupun pura-pura, anak mengekspresikannya secara terbuka karena itu janganlah mengajari atau membiasakan anak untuk tidak jujur. 
4) Sikap hidup yang disiognomis 
Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung anak memberikan atribut atau sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena pemahaman anak terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat menyatu (totaliter) antara jasmani dan rohani. Anak belum dapat membedakan antara benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu yang ada disekitarnya dianggap memiliki jiwa yang merupakan makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri. 

          Demikian pengertian anak usia dini menurut para ahli dan karakteristiknya. Memahami kedua aspek tersebut akan memudahkan kita dalam menentukan model atau strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat umurnya.



B.   Perkembangan Anak Usia Dini

                Berbicara tentang anak sebenarnya bukanlah hal yang aneh, anak-anak adalah individu yang biasa (sering) ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita dihadapkan kepada pertanyaan tentang “Siapakah anak?”, tentu pertanyaan ini akan mengundang sejumlah jawaban dari yang sederhana sampai jawaban yang menuntut renungan yang lebih mendalam. Berbagai jawaban tersebut dapat diajukan misalnya, anak adalah mahluk kecil, anak adalah mahluk yang lahir dari sepasang orang tua, anak adalah manusia  yang belum dewasa, anak adalah titipan Allah SWT, anak sebagai amanah, anak merupakan masa depan bangsa dan sebagainya. Dilihat dari usia (kronologis), pendapat tentang batasan usia cenderung berkisar antara 0 sampai 6 tahun, seperti yang dijadikan dasar oleh program PADU (PAUD). Pandangan ini memberikan arah terhadap pentingnya program pendidikan anak usia dini yang harus menjadi perhatian keluarga dan lembaga terkait lainnya. Dari sudut perkembangan, sejak anak dilahirkan sampai tahun-tahun pertama anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Para ahli berpendapat bahwa perkembangan pada tahun-tahun awal lebih kritis dibandingkan dengan perkembangan selanjutnya, sehingga dikatakan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai seorang manusia”. Para ahli neuroscience mengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan telah memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembnagkan. Pada saat ini pertumbuhan sel jaringan otak terjadi sangat pesat, dan sampai pada usia 4 tahun (golden age) 80% jaringan otaknya telah tersusun. Jaringan tersebut akan berkembang dengan optimal jika ada rangsangan dari luar berupa pengalaman-pengalaman yang dipelajari oleh anak. Sebaliknya jaringan sel akan mati jika kurang menerima rangsangan atau rangsangannya tidak tepat. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik perlu memahami tentang perkembangan anak, agar dapat memberikan pengalaman yang sesuai dan dibutuhkan dalam perkembangan anak.. berikut adalah tahapan perkembangan anak usia dini :
1. Perkembangan Moral
- Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
- Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
- Menghargai memberi dan menerima
- Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya
2. Perkembangan Fisik
- Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
- Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik .
- Energik dan aktif
- Membedakan perabaan
- Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
- Tertarik pada makanan
3. Perkembangan Bahasa
- Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata
- Mengetahui dan meniru suara-suara
- Mengerti terhadap kalimat perintah
- Mengajukan pertanyaan
- Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi
- Memecahkan masalah dengan berdialog
4. Perkembangan Kognitif
- Mengelompokkan benda-benda yang sejenis
- Mengemlompokkan bentuk
- Membedakan rasa
- Membedakan bau
- Membedakan warna
- Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)
- Rasa inign tahu yang tinggi
- Imajinatif
5. Perkembangan Sosial dan Emosi
- Orientasi bermain
- Egosentris
- Belajar tentang kerja sama dan berbagi
- Mengenal aturan
- Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training)
- Selalu ingin mencoba sendiri
- Menunjukkan ekspresi emosi
- Responsif terhadap dorongan dan pujian
- Mengembangkan konsep diri
- Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian
6. Perkembangan Seni
- Mendengarkan musik
- Mengikuti irama
- Bernyanyi
- Mencipatakan irama
- Menggambar


C.   Pendidikan Anak Usia Dini

 Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kesejahteraan anak dan berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan dan ketidaksetaraan. Tingkat pendidikan ibu yang lebih tinggi mempromosikan perilaku sehat dan perilaku pencarian pengobatan (health-seeking) sehingga terkait dengan kemungkinan penurunan kematian anak sebelum ulang tahun kelima mereka, dan dengan penurunan resiko kematian ibu. Anak-anak muda yang siap untuk bersekolah akan lebih siap untuk belajar, lebih mungkin untuk tetap bersekolah dan lebih mungkin untuk berhasil, dengan kemampuan penghasilan yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Pengetahuan orang muda tentang kesehatan reproduksi dapat membantu mengurangi resiko HIV dan IMS (infeksi menular seksual).
Kesiapan bersekolah merupakan strategi yang telah terbukti untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial sebuah masyarakat. Berbagai studi menunjukkan manfaat dan pengembalian investasi dari kesiapan bersekolah, terkait dengan penurunan biaya pendidikan, peningkatan produktivitas dan pendapatan manusia, dan manfaat bagi masyarakat. Program-program pendidikan dan perkembangan anak usia dini (PAUD) yang efektif dapat menurunkan biaya pendidikan melalui peningkatan efisiensi internal pendidikan dasar: sedikit anak mengulang kelas. Setiap kelas  tambahan yang dicapai di sekolah memberikan pendapatan akhir yang lebih tinggi. Orang yang dapat memperoleh lebih banyak akan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Secara keseluruhan, manfaat program PAUD bagi masyarakat lebih besar daripada biaya-biaya tersebut sebesar lima sampai tujuh kali.
 Kesiapan bersekolah harus dimasukkan dalam perkembangan anak secara holistik, yang meliputi keterampilan dan pengetahuan verbal dan intelektual, kemampuan sosial, serta status kesehatan dan gizi. Studi menunjukkan bahwa kinerja pendidikan yang buruk, penurunan lama pendidikan dan penurunan pendapatan ketika dewasa semuanya dapat dikaitkan dengan anak-anak muda yang bertubuh pendek (stunting). Oleh karena itu, anak-anak memperoleh manfaat terbesar jika program-program PAUD bersifat holistik, yang mengintegrasikan intervensi psikososial dan kesiapan bersekolah dengan intervensi kesehatan dan gizi. Perkembangan holistik sangat penting bagi kesiapan anak untuk bersekolah dan kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam lingkungan belajar yang berbeda. Hubungan yang kuat antara perkembangan holistik anak dan kesiapan bersekolah menekankan pentingnya program-program PAUD terpadu multi-sektoral, yang menyatukan kesehatan, gizi, pendidikan dan perlindungan, yang menjamin semua anak tentang awal yang kuat untuk hidup.

D.     Pembelajaran Pada Anak Usia Dini
                     Usia dini adalah masa dimana anak mengalami masa keemasan atau golden ages.Banyak penelitian menunjukkan betapa masa dini usia, yaitu masa lima tahun ke bawah, merupakan golden ages (masa keemasan) bagi bagi perkembangan kecerdasan anak.
          Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan anak telah mencapai 50%. Seperti diungkapkan Direktur Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), Depdiknas, Dr. Gutama, kapasitas kecerdasan itu mencapai 80% di usia 8 tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberikan perangsangan pada anak dini usia, sebelum masuk sekolah.
          Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang menjalani masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
          Usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai usia penting bagi pengembangan inteligensi permanen dirinya, mereka juga mampu meyerap informasi yang sangat tinggi.
          Bagaimanakah anak usia dini belajar? Anak usia dini belajar melalui bermain, anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus menikmatinya dimanapun mereka memiliki kesempatan. Kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa anak hidup seta lingkungan tempat dimana anak hidup.Pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Engan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tuuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa diri mereka sendiri.
          Dengan bermain anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya.
Ada beberapa prinsip pembelajaran anak usia dini, diantaranya yaitu ;
1. Anak sebagai pembelajar aktif.
Anak-anak akan terbiasa belajar dan mempelajari berbagai aspek pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan melalui berbagai aktivitas mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, dan mengemukakan sendri berbagai hal yang ditemukan pada lingkungan sekitar.
2. Anak belajar melalui sensori dan panca indera.
Montessori yang meyakini bahwa panca indra adalah pintu gerbang masuknya berbagai pengetahuan ke dalam otak, dalam konsep ini anak mengeksploitasikan semua inderanya baik penciuman, perasa, peraba, penglihatan, dan pendengaran.
3. Anak membangun pengetahuan sendiri.
Dalam konsep ini anak dibiarkan belajar melalui pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya sejak anak lahir dan pengetahuan yang telah anak dapatkan selama hidup.
4. Anak berpikir melalui benda konkret.
Dalam konsep ini anak harus diberikan pembelajaran dengan benda-benda yang nyata agar anak tidak menerawang batau bingung. Anak dirangsang untuk berpikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda nyata. Anak lebih mengingat suatu benda-benda yang dapat dilihat, dipegang lebih membekas dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi dan memori.

E.     Teori kognitif dan kreatifitas

         Perkembangan kognitif adalah perubahan atau stabilitas dalam kemampuan, seperti belajar, perhatian, memori, bahasa, berpikir, penalaran dan kreativitas. Kreativitas dihasilkan atas dasar keinginan dan kecintaannya terhadap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukannya tanpa mengharapkan sebuah popularitas. Usia 4 tahun seorang anak semakin bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru. Keadaan ini ditandai dengan semakin seringnya anak mengajukan pertanyaan sebagai wujud rasa keingintahuannya. Kenapa adik bayi harus minum susu ibu atau ASI ? atau bagaimana terjadinya pelangi. Rasa ingin tahu anak semakin hari akan semakin banyak dengan fariasi pertanyaan yang juga semakin kompleks termasuk juga masalah seksual. Suatuhari anak mungkin akan bertanya bagaimana dia hadir didunia bahkan bukan tak mungkin akan didapati seorang anak sedang memegang atau memeriksa alat genitalnya. Sebagian orang tua tentunya akan merasa bingung dan kesal dengan polah dan tingkah anaknya. Namun, sebenarnya hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan dan perlu diingat bahwa keadaan ini merupakan fase normal yang biasa dilewati setiap anak. Untuk itu bantulah anak melewati fase ini dengan baik lewat sikap bijaksananya dengan cara memberikan penalaran yang bersifat wajar dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikirnya.
          Pada umumnya diakhiri usia yang ke-4, daya hayal anak semakin menis seiring dengan meningkatnya kemampuan memahami realitas. Kemampuan mengatasi masalahnyapun meningkat anak mulai mahir mengungkapkan apa yang dirasakannya dengan cara yang lebih tepat. Penyesuaian diri dengan lingkungannya ini disebabkan oleh kemampuannya membedakan salah dan benar. Kontrolinternal ini memudahkan anak bergaul dengan teman sebayanya. Hal ini juga berdampak terhadap perubahan tahapan bermain anak, yaitu dari tahapan bermain asosiatif (terjadi interaksi dalam kelompok bermain, namun masih sering terjadi konflik) terhadap ketahap bermain kooperativ (mampu bekerjasama mendegarkan dan merespon dengan tepat) saat anak sedang bermain.
          Pada rentanr usia 3-4 sampai 5-6 tahun, anak mulai memasuki masa prasekolah yang merupakan masa persiapan untuk memasuki pendidikan formal yang sebenarnya di Sekolah Dasar. Menurut Montessori masa ini ditandai dengan masa peka terhadap segala stimulus yang diterimanya melalui pancainderanya. Masa peka memiliki arti penting bagi perkembangan setiap anak, itu artinya apabila orang tua mengetahui bahwa anak telah memasuki masa peka dan mereka segera memberi stimulus yang tepat maka akan mempercepat penguasaan terhadap tugas-tugas perkembangan pada usianya.
          Mengenai perkembangan kognitif, peaget berpendapat bahwa anak rentang usia ini masuk dalam perkebangan berpikir praoprasional kongkret. Pada saat ini sifat egosentris pada anak semakin nyata. Anak mulai memiliki prepektif yang berbeda dengan orang lain yang berada disekitarnya. Orangtua sering menganggap periode ini sebagai masa sulit karena anak menjadi susah diatur, biasa dikenal istilah nakal atau bandel, suka membantah dan banyak bertanya. Menurut sumber lain ciri-ciri pada usia ini, yaitu anak mengembangkan keterampilan berbahasa dan menggambar, namun edois dan tak bisa mengerti penalaran abstrak atau logika (bryden dan fos, 2000).
          Pada usia ini, Hurlock (1996) berpendapat untuk membuat anak kecil mengerti agama konsep keagamaan diajarkan bahasa sehari-hari dan dengan contoh dari kehidupan sehari-hari. Dengan demikian konsep-konsep menjadi kongkret dan realistis. Hurlock juga berpendapat pada rentang usia ini, kebanyakan anak mulai bertanya tentang agama, misalnya “siapakah Tuhan?”, “dimana surga itu?” dan sebagainya.
          Menurut Sigmun Freud, anak yang berada pada rentang usia 3-5 tahun berada pada tahap falish. Perhatian anak pada saat ini berhubungan dengan peran seksnya. Setiap anak akan mengalami masa-masa pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai dimensi. Perkebangan setiap anak tidaklah sama karena setiap individu memiliki tempo dan perkembangan yang berbeda.
          Teori kognitif Vigotsky, apabila pada anak diberikan stimulus edukatif secara intensif dari lingkungannya maka anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik, sekalipun terdapat anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan fungsi mental memiliki koneksi sosial. Kemampuan berpikir dan memecahkan masalah (kata/bahasa) merupakan dari proses sosial. Lahirnya perilaku sosial yaitu mampu berinteraksi dengan orang lain tetapi hanya sedikit saja mempraktekan dan menggunakan intelektualnya baik untuk diri sendiri dan orang lain. Seringkali, kita menggunakan kebebasan dan ketahanan dari dalam melakukan aktivitas sosial yang dapat mentransfer kemampuan. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif anak. Pentingnya pengaruh sosial pada perkembangan kognitif anak. Pentingnya pengaruh sosial pada perkembangan kognitif anak direfleksikan dalam konsepnya mengenai zona perkembangan proximal. What Is ZPP? Rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa. Vigotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Ketika anak berbicara pada diri sendiri mereka menggunakan bahasa untuk menata perilaku dan menata perilaku.



BAB III
  METODE PENGUMPULAN DATA

    Dalam pengumpulan data penelitian proses kognitif anak usia dini di TK Islam Terpadu Al-Hidayah menggunakan metode wawancara secara langsung kepada subjek. Selain itu juga dilakukannya observasi atas kegiatan subjek didalam kelas. Untuk lebih rincinya, disajikan sebagai berikut.
1.     Waktu Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan pada tanggal 12 desember 2017
2.     Tempat Observasi
TK Islam Terpadu Al-Hidayah, Jl. Kerta Rahaja rt 15, rw 02. Kelurahan srimulya. Kecamatan sematang borang.  Kota       Palembang, Prov. Sumatera Selatan.
3.     Bentuk Observasi
Observasi bersifat Partisipan, dimana dalm observasi ini peneliti ikut terlibat dalam kegiatan subjek yang tengah diteliti.









BAB IV
HASIL OBSERVASI

               Berdasarkan observasi dan interview yang telah kami lakukan di TK Islam Terpadu Al-Hidayah selama satu hari dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
               Pengembangan kemampuan kognitif dan kreativitas yang dilakukan disekolah dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu guru, teman sebaya, kondisi kelas dan fasilitas sekolah itu sendiri. Yang pertama akan saya bahas adalah masalah guru, di TK Islam Terpadu Al-Hidayah menurut saya para staf guru sudah memenuhi standar, baik dari segi penampilan maupun kemampuan mengajar. Pengalaman guru dalam mengelola kelas pun dapat dinilai sangat baik, karena mampu mengendalikan kelas yang selalu gaduh dengan cara-cara yang belum pernah saya pikirkan sebelumnya. Guru juga berperan sebagi pemancing keaktifan berpikir para subjek. Salah satu metode yang diterapkannya ialah dengan menyebutkan nama hewan lalu para murid diminta menirukan suara hewan yang dimaksud. Saya rasa dari sini saja sudah nampak sedikit kemampuan dasar seorang pendidik yang wajib dimiliki. Lalu cara yang paling berkesan adalah cara guru yang tidak pilih kasih terhadap anak dan cara guru memberi motivasi kepada setiap anak ketika sudah mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Terjalin keakraban antara guru dan siswa sehingga anak-anak merasa nyaman dan bersemangat ketika pelajaran.
               Yang kedua adalah teman sebaya, karena teman juga salah satu faktor terpenting dalam perkembangan kognitif dan kreativitas anak. Anak-anak di TK Islam Terpadu Al-Hidayah ini termasuk anak-anak dengan tingkat ekonomi bawah menengah, namun adapula dari kalangan yang terbilang mampu. Hal ini tidak berpengaruh terhadap cara pandang mereka dalam memilih teman mereka tetap bermain bersama dengan rukun dan ceria, saling membantu ketika melihat temannya kesusahan. Hal ini pula yang diterapkan oleh TK tersebut, pendidikan moral agar anak tidak bersikap individual dan ingin menang sendiri. Pada poses pembelajaran peran teman sebaya adalah membantu mengembangkan kreativitas. Contohnya ketika menggambar sesekali salah seorang anak meminta pendapat mengenai warna yang akan dia pakai pada temanya.
   Yang ketiga adalah kondisi kelas, kondisi kelas di TK Islam Terpadu Al-Hidayah bisa dibilang telah memenuhi standar baik dengan lengkapnya fasilitas dikelas seperti lemari untuk menyimpan barang-barang, media-media pembelajaran, area bermain yang luas serta aman dan suasana kelas yang sangat bersemangat dan ramai hal ini dapat membantu mengoptimalkan perkembangan kognitif anak, dengan cara anak memanfaatkan media dengan baik maupun dibantu oleh guru dan membantu anak dengan melihat secara langsung untuk memudahkan anak dalam memahami materi.
               Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah fasilitas sekolah. Fasilitas yang disediakan adalah kantor guru sehingga dalam mempersiapkan materi guru tidak perlu terganggu dengan kehadiran anak, kamar mandi hal ini bisa melatih kemandirian anak untuk belajar menggunakan kamar mandi dengan baik dan benar, kemudian arena bermain yang luass lagi jauh dari jalan raya juga memiliki nilai plus dalam menjamin anak-anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya saat bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya.




 
BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
               Usia dini adalah masa dimana anak mengalami masa keemasan atau golden ages.Banyak penelitian menunjukkan betapa masa dini usia, yaitu masa lima tahun ke bawah, merupakan golden ages (masa keemasan) bagi bagi perkembangan kecerdasan anak.
            Perkembangan kognitif adalah perubahan atau stabilitas dalam kemampuan, seperti belajar, perhatian, memori, bahasa, berpikir, penalaran dan kreativitas. Kreativitas dihasilkan atas dasar keinginan dan kecintaannya terhadap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukannya tanpa mengharapkan sebuah popularitas.

B.   Saran
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, akhirnya laporan hasil observasi di TK Islam Terpadu Al-Hidayah Palembang dapat diselesaikan dengan lancar. Laporan hasil observasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang nantinya akan penulis butuhkan dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pengajar yang sudah mengetahui pengetahuan tentang Anak Usia Dini. Sebagai penutup dari laporan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan ini.
   Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan observasi ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis minta maaf dan penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun.
Demikian, semoga laporan  hasil observasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Daftar Pustaka
Papalia, Diane E., dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta : Kencana
Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. Cet.6.2006. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
Hafina, Anne. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal pbb. Fip 2014
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Setyaningrum, Triyanti, & Indrawani, Hubungan Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 6, Januari 2014
Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta








Lampiran
Nama Sekolah               : TK Islam Terpadu Al-Hidayah Palembang
Nama Kepala Sekolah : Prasetya Ningrum
Alamat                           : Jl. Kerta Rahaja rt 15, rw 02. Kelurahan srimulya. Kecamatan sematang borang.  Kota       Palembang, Prov. Sumatera Selatan.
Tanggal Observasi         : Selasa,12 Desember 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo uin raden fatah palembang full hd (uin bika)

Ini dia logo UIN Raden Fatah palembamg terbaik dan terkeren Logo UIN Raden Fatah Palembang DOWNLOD DISIN

Pengantar tes inventori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inventori (inventaris, inventarisasi) adalah satu alat untuk menaksir dan menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu dan sebagainya. Biasanya inventaris ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab. Di tinjau dari segi diungkapkannya data, maka sifat dari tekhnik ini adalah approach self report, sebab individu dengan inventoris itu dapat menyatakan segala aspek-asek kepribadian penyesuaiannya secara bebas. Adapun bentuk dari inventoris itu dapat berupa questionaire (angket), chek-list atau rating scale. Dengan alat-alat ini di harapkan individu dapat menunjukkan bagaimana biasanya ia merasa, bagaimana ia bersikap, berbuat dan mengerjakan sesuatu. Berdasarkan tujuan-tujuan itu maka kita mengenal adanya berbagai jenis inventori seperti: personality inventories, interest inventories, dan attitude inventories. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu inventori ? 2. Apa kelemahan dan keunggulan tes inventori ? 3. Ba

fungsi desain pelatihan

DESAIN PELATIHAN A.     Fungsi Desain Pelatihan             Pelatihan merupakan salah satu aktivitas penting untuk pengembangan sumber daya manusia sebuah organisasi (Holton et al 2000). Namun, permasalahannya adalah banyak program pelatihan yang tidak efektif sehingga tidak mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja sektor kesehatan. Program pelatihan bagi sebuah organisasi merupakan investasi jangka panjang terhadap sumberdaya manusia yang dimilikinya. Efek yang dihasilkan dari pelatihan tidak langsung dapat dirasakan hasilnya bagi organisasi, karena pelatihan yang diperoleh oleh individu membutuhkan waktu untuk direalisasikan dalam pekerjaan sehari-hari.             Realisasi hasil pelatihan tersebut ke dalam pekerjaan sehari hari disebut dengan transfer pelatihan. Artinya, individu yang telah mengikuti pelatihan dianggap paham, ingat, dan mampu melaksanakan berbagai materi pelatihan yang telah diperolehnya. Apabila individu di dalam organisasi me